Anak Pendek, Pengaruh Keturunan atau Bukan?
Hi Kafeiners, baik itu kamu itu orang tua yang sedang membesarkan anak yang usianya dibawah 20 tahun, atau mamah muda yang lagi mengandung atau mamah muda yang beruntung sudah punya momongan.
Bila kamu berpikir tubuh pendek adalah keturunan, nah lebih baik baca dulu artikel dibawah ini.
Anak bertubuh pendek atau stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Sayangnya, masih banyak yang mengira stunting adalah keturunan orangtua atau keluarga. "Anak pendek bukan sepenuhnya keturunan. Banyak anak yang lebih tinggi dari orangtuanya," kata Iing di @America di Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Iing menjelaskan, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam waktu lama dan infeksi penyakit berulang pada 1000 hari pertama kehidupan.
Akibatnya, anak stunting memiliki perkembangan otak yang tidak optimal sehingga memengaruhi kecerdasan. Selain itu, di masa mendatang anak stunting lebih berisiko kurang produktif dibanding anak tidak stunting. Mereka juga lebih rentan terkena penyakit seperti obesitas yang bisa berkembang menjadi penyakit jantung dan diabetes.
Iing mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan anak kurang gizi. Salah satunya adalah pemberian ASI yang tidak optimal. Hal senada dikatakan dokter dan konsultan laktasi Falla Adinda.
"ASI berperan mencegah stunting. Kurang dari 10 persen saja faktor genetik yang membuag anak pendek, selebihnya adalah gizi," kata Falla.
Untuk mencegah stuning, anak harus mendapat cukup gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu dimulai pada masa kehamilan ibu dan anak lahir hingga usia dua tahun.
Bayi baru lahir harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Kemudian dilanjut dengan pemberian makanan pendamping ASI yang begizi.
"Jadi pemberian gizi dan ASI jadi investasi awal anak-anak kita di masa mendatang," kata Iing lagi.
Related Article
Paket Nutrisi Peninggi Badan
Post a Comment